Di tengah Dampak COVID-19, Pasutri Miskin Desa Pematang Kuala Tak Tersentuh  Bantuan

Senin, 04 Mei 2020 | 16:01:16 WIB

 

SERGAI,(PAB)-

Ditengah menghadapi pandemi wabah Corona virus Disease (Covid-19) pasangan suami isteri (pasutri), Tarmizi (30) dan Laili Syahfitri (21) warga Dusun II Dessert Pematang Kuala Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai
Hanya bisa menggigit jarinya,

Pasalnya,"Mereka hanya bisa mendengar dan melihat
bahwasanya  banyaknya bantuan yang di salurkan baik dari pemerintah Pusat maupun Kabupaten dan Bantuan Desa  juga pengusaha yang disalurkan kepada warga kurang mampu di Tanah Bertuah Negeri Beradat ini. namun hingga saat ini Pasutri ini belum pernah mendapatkan segala bentuk bantuan dan mereka pun mersa tak pernah dapat perhatian khususnya  'sentuhan' perhatian pemerintah.


Saat di sambangi Media Online, Laili Syahfitri (21) didampingi mertuanya, Syahril (72) kepada PAB Indonesia.co.id mengatakan,"Saya bersama suami sudah 3 tahun berumah tangga dengan dikaruniai 2 orang anak,namun anak kedua kami meninggal dunia dan saat ini kami mengurusi anak 1 Balita,"ungkap Laili dengan nada sedih yang masih menumpang tinggal dirumah mertua karena keterbatasan ekonomi.

 
"Kami menumpang dirumah mertua Bang(Wartawan-red) Dalam 1 rumah kami ada 3 Kepala Keluarga (KK) yakni mertua dan abang ipar juga. Jadi soal bantuan kata pihak Pemerintah Desa yang dapat bantuan hanya 1 KK,
itulah mertua kemarin didata untuk penerima BLT,"ujarnya


Diungkapkannya, di tengah dampak Covid-19 ia bersama suami hingga saat ini belum dapat bantuan baik bantuan terdampak  covid-19. Baik bantuan dari Pemerintah Pusat atau berupa dana dari Program Keluarga harapan (PKH), juga  Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), maupun Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk dibagikan kepada warga kurang mampu maupun warga miskin.


"Ada pun pendataan itu Kami hanya dapat masker dari Pemerintah Desa."Saya ada kartu BPJS itupun mandiri kelas 3 namun tak pernah di bayar karena tidak ada biaya kami,"ujarnya dengan nada lirih 


Untuk menopang hidup mereka, sebut Laili, suaminya sekarang hanyalah pekerja mocok-mocok yang tidak tentu penghasilannya sementara dirinya hanya pekerja rumah tangga.


"Kemaren suami kerja dipabrik PKS namun sekarang sudah tutup. Alhamdulillah pak, untuk  kami bisa makan aja sudah syukur. Kami juga berharap adanya perhatian pemerintah hingga dapat meringankan beban perekonomian.(Bambang)

Terkini